Dandim Jogja Nikmati Enaknya Kopi Kelengkeng Kampung Sanggrahan

Yogyakarta – Komandan Kodim 0734/Kota Yogyakarta Kolonel Inf Arif Setiyono, S.I.P., M.H.I, bersilaturahmi dengan bapak Slamet Heriyanto yang sering dipanggil Pak Yanto di Kampung Sanggrahan, Kemantren Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (06/04/2025).

Pak Yanto merupakan tokoh masyarakat yang sangat dekat dengan lingkungan dan masyarakat yang berkeinginan kuat membuat bumi semakin hijau dan mengubah kampung Sanggrahan yang semula berkonotasi negatif dan gersang menjadi Sanggrahan Garden.

Dandim Jogja mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Pak Yanto dalam usahanya selama ini mengelola kebun kelengkeng di kampung Sanggrahan, Giwangan ,Umbulharjo Yogyakarta.

”Pembuatan kebun kelengkeng ini patut mendapat apresiasi. Saya mendukung usaha Pak Yanto karena di samping bisa dijadikan tempat wisata di desa juga bisa meningkatkan perekonomian warga. Seperti pembuatan kebun kelengkeng dengan metik buah di tempat sudah mampu mendatangkan wisatawan,” kata Dandim.

Pak Yanto sendiri menjelaskan bahwa hasil buah dari kebun Kelengkeng yang ditanam di kampung Sanggrahan salama ini belum pernah dijual, dan semua untuk kesejahteraan warga kampung.

“Untuk hasil dari kebun Kelengkeng selama ini kami tidak pernah jual, namun untuk kesejahteraan warga, jadi semua bisa memetik buah Kelengkeng yang penting yang penting tidak merusak dan ikut merawat pohonnya,” ucap Yanto.

Pada kesempatan tersebut Dandim juga mengunjungi Bendung Lepen yang berada di hulu Kali Gajah Wong, tepatnya di Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta. Dandim menyempatkan untuk berkeliling di dampingi Pak Wanto pengelola Bendung Lepen melihat saluran irigasi yang berada di hulu Kali Gajah Wong yang bermanfaat untuk budidaya ikan dengan jenis nila, gurame dan tombro serta bermanfaat untuk pertanian.

Pak Wanto juga menjelaskan bahwa, Bendung Lepen sendiri dulunya merupakan saluran irigasi yang tidak sebersih sekarang ini. Sebelumnya, tempat ini merupakan saluran irigasi yang kumuh disertai taman desa yang tak terurus. Namun, kesadaran para pemuda akan kebersihan lingkungan mengubah kali (sungai/lepen) yang semula begitu kotor menjadi tempat wisata yang disenangi banyak orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *