Prajurit di Balik Molen: Pratu Khoirul Anwar, Motor Sunyi Pembangunan Desa Terpencil di Temanggung

TEMANGGUNG — Di balik suara bising molen yang tak pernah berhenti di Desa Banaran, ada sosok berseragam loreng yang menjadi kunci utama pengerjaan jalan penghubung dua desa. Dia adalah Pratu Khoirul Anwar, anggota Satgas TMMD Reguler ke-125 Kodim 0706/Temanggung yang menjadi operator molen selama proses pengecoran jalan penghubung Desa Banaran dan Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Minggu (27/07/2025).

Pengecoran jalan sepanjang 800 meter dengan lebar 3 meter dan ketebalan 15 sentimeter ini bukan sekadar proyek fisik. Ini adalah jembatan harapan bagi warga dua desa yang selama ini kesulitan akses, terutama saat musim hujan. Di tengah kerja keras tim TMMD, Pratu Khoirul menjadi sosok sentral yang memastikan molen terus hidup tanpa jeda dari pagi hingga petang.

“Kalau molen berhenti, jalan juga ikut mandek. Jadi, selama masih ada semangat warga dan rekan-rekan, molen harus tetap jalan,” ujar Pratu Khoirul Anwar, sambil menyeka peluh di sela istirahat singkatnya.

Hari demi hari, Pratu Khoirul menjaga agar adukan semen dan kerikil mengalir tanpa henti ke arco, menopang pembangunan meter demi meter jalan yang kini mulai terlihat rapi. Perannya mungkin luput dari sorotan, tetapi menjadi penentu kelancaran pekerjaan di lapangan.

Komandan Kodim 0706/Temanggung sekaligus Dansatgas TMMD ke-125, Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., menegaskan bahwa figur seperti Pratu Khoirul adalah bukti nyata kemanunggalan TNI dan rakyat.

“Orang mungkin hanya lihat jalan yang selesai, tapi tak banyak yang tahu ada pejuang sunyi seperti Pratu Khoirul yang kerja nyaris tanpa jeda. TMMD bukan hanya membangun fisik, tapi juga menanamkan semangat gotong royong dan pengabdian tanpa pamrih,” ujarnya.

Warga setempat merasakan langsung dampak program ini. Kepala Desa Banaran Bapak Salim menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh personel TMMD. Jalan yang dulu rusak parah dan sulit dilalui saat hujan, kini berubah menjadi akses vital yang mempermudah pendidikan, pertanian, dan aktivitas ekonomi.

“Dulu kalau hujan kami harus mutar jauh karena jalan licin dan rusak. Sekarang, dengan adanya TMMD, akses ke Banaran jadi lebih cepat dan aman,” ujar Salim.

Pembangunan ini ditargetkan rampung sebelum TMMD ditutup. Jalan yang sebentar lagi tuntas itu bukan hanya akan mempercepat mobilitas warga, tapi juga membuka peluang ekonomi dan mempererat hubungan sosial antara desa.

Dan di balik semua kemajuan itu, satu hal tak berubah: mesin molen akan terus berputar, dan Pratu Khoirul akan tetap berdiri tegak menjaga agar roda pembangunan tak pernah berhenti. (Pendim 0706/Temanggung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *