Babinsa 13/Panggang Sukses Budidaya Kedelai Jepang

Babinsa Koramil Panggang Kodim 0730/ Gunungkidul, Sertu Rohmat Sujadi berhasil mengembangkan budidaya kedelai edamame di area lahan pertanian Padukuhan Cepoko, Desa Trirenggo, Bantul.

Rohmat menanam kacang yang dikenal berasal dari Jepang itu di lima petak sawah, dengan total luas lahan sekitar 3.500 meter persegi. Hasilnya tumbuh subur dan panen dengan melimpah. Dalam satu meter persegi, tanaman edamame mampu menghasilkan 1 kilogram kedelai basah. Minggu (10/01/2021).

Sebelumnya, Ia pernah panen dilahan seluas 1.200 meter persegi. Karena dianggap menguntungkan, luas tanam ditambah. Panen yang melimpah dan harga jual tinggi serta pangsa pasar luas, membuat budidaya kedelai yang dipanen saat usia 65 hari itu menuai banyak keuntungan.

Pelanggannya ada yang luar daerah. Kadang ada juga yang langsung datang,” ujar Rohmat. Menurut dia, pelanggan yang membeli kedelai edamame, lebih banyak diolah untuk dibuat camilan sehat. Pasalnya, kedelai yang dipanen saat masih hijau itu selama ini dikenal sebagai makanan sehat. Mengandung serat dan antioksidan yang dapat membantu menurunkan kolesterol jahat.

Babinsa Rohmat mengaku bercocok tanam adalah hobi. Sebab, dirinya berasal dari keluarga petani. Meskipun, disambi dengan budidaya edamame, Rohmat mengaku tetap bertanggung jawab dengan ketugasan dirinya sebagai seorang prajurit.

Menurut dia, dalam menjalankan usaha, dirinya memiliki pekerja yang bisa diandalkan memelihara kedelai. Baru saat ada waktu luang, Ia datang ke sawah untuk melihat dan mengarahkan langsung, budidaya edamame.

Penyuluh Pertanian Kecamatan Bantul, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul, Fibrica Hananta Tur mengatakan, budidaya kedelai edamame memang memiliki banyak keunggulan dibanding dengan kedelai konvensional.

Keunggulan itu terletak pada hasil panen yang melimpah, kemudian harga yang relatif lebih tinggi dan pangsa pasar yang terbuka lebar. Sebab, Budidaya edamame di Bantul terbilang masih sedikit. “Di kecamatan Bantul saja belum sampai 50 hektar,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *