Dandim 0734/Kota Yogyakarta Hadiri Acara Advokasi dan KIE Tentang Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam Rangka Penurunan Stunting

Yogyakarta – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY melaksanakan Advokasi dan KIE tentang Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting untuk Mitra Kerja dan Pemangku Kebijakan Daerah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Drupadi Meeting Room, Lantai 1 The Alana Malioboro Hotel, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Selasa (21/2/2022).

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Dandim 0734/Kota Yogyakarta, Perwakilan Polresta Yogyakarta, Kadin Kesehatan, Kadim Pertanian dan Pangan, Kadin PUPKP, Kadin P3AP2KB, Kepala Kemenag Kota Yogyakarta, Mantri Pamong Praja se- Kota Yogyakarta, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kota Yogyakarta, Koordinator Progam Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY, Ketua FAPSEDU Kota Yogyakarta, Ketua IPeKB Kota Yogyakarta, Ketua TP PKK,  dan Perwakilan BKKBN DIY.

Kegiatan ini didasari oleh adanya data dimana sedikitnya 1.220 anak bawah usia lima tahun (balita) mengalami stunting di Kota Jogja. Jumlah itu tercatat mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak lima tahun terakhir dengan jumlah anak balita stunting pada 2018 berada di angka 1.847.

Kemantren Umbulharjo masih menjadi penyumbang angka anak balita stunting tertinggi berjumlah 222, kemudian diikuti Kemantren Tegalrejo sebanyak 118 anak. Kota Jogja pun menargetkan pada 2024 mendatang wilayahnya mampu terbebas dari fenomena stunting yang pada 2022 lalu angka pravelensinya sebesar 10,7 persen.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kota Jogja Tri Retnani mengatakan, pada tahun ini pihaknya menetapkan sebanyak 25 kelurahan sebagai lokus penanganan stunting. Jumlah ini bertambah lima kelurahan dibandingkan 2022 lalu yang menetapkan 20 kelurahan.

“Lima kelurahan yang baru itu yakni Wirogunan, Suryodiningratan, Muja-muju, Mantrijeron, dan Bumiijo,” katanya.

Pada tahun ini strategi intervensi yang dilakukan untuk mengentaskan stunting di wilayah Jogja yakni dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Posyandu, dan dapur balita. Pada PMT pihaknya akan menyalurkan bantuan kepada anak di bahwa usia dua tahun selama 90 hari dengan intensitas bantuan sebanyak dua kali dalam sehari.

“Pada Posyandu akan ada gerakan penyuluhan kepada ibu hamil dan balita. Kemudian pada dapur balita akan menekankan pada upaya pemantauan dan juga penambahan gizi,” jelasnya.

Sementara itu Komandan Kodim 0734/Kota Yogyakarta, Letkol Arh Burjan Fajari Arfian, S.Sos. dalam sambutannya menyambaikan bahwa TNI AD dalam hal ini Kodim 0734/Kota Yogyakarta siap mendukung program pemerintah dalam rangka penurunan angka stunting di Indonesia khususnya di di Kota Yogyakarta.

“Aksi Satuan tugas khusus stunting yang merupakan kolaborasi dari Kodim 0734/Kota Yogyakarta dan Polres Kota Yogyakarta, terus digencarkan ke seluruh wilayah Kapanewon di Kota Yogyakarta. Keterlibatan Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang menjadi bagian dari satgas anti stunting akan ikut serta dalam percepatan penurunan stunting khususnya yang ada di wilayah Kota Yogyakarta,” terang Dandim.

Lebih lanjut Dandim menjelaskan bahwa Satgas anti stunting memiliki perananan penting dalam melaksanakan pelayanan masyarakat dan penyaluran bantuan kepada keluarga dengan anak beresiko stunting yang dilaksanakan seminggu sekali dengan paket bantuan berupa telur, susu, dan bubur kacang hijau dalam jumlah yang cukup untuk dikonsumsi satu orang anak resiko stunting dalam satu minggu.

Koordinator Progam Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY Astria Heny Widayati menyebut, upaya pendamping terhadap calon pengantin, ibu hamil dan kepada ibu setelah proses persalinan juga akan diupayakan untuk menekan angka pravelensi stunting.

“Pemkot ke depan strategi intervensi nya 70 persen di organisasi perangkat daerah (OPD) mitra dan 30 persennya pada Dinas Kesehatan dengan pola identifikasi, intervensi, kolaborasi dan fokus. Jadi sejak masa remaja sebisa mungkin pemantauan sudah dilakukan sampai pada anak usia bawah dua tahun,” ucapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *