Kodim 0732/Sleman Gelar Sinergitas TNI/Polri Dalam Rangka Penurunan Stunting

Sleman — Kodim 0732/Sleman menggelar kegiatan Sinergitas TNI – Polri dalam rangka percepatan penurunan stunting bertempat di Pendopo Kelurahan Sendangadi Jl.Magelang No.7,5, Dsn.Mlati Glondong, Kel.Sendangadi, Kap.Mlati, Kabupaten Sleman.Sabtu (4/2/2023) 

Nampak hadir dalam kegiatan tersebut Danang Maharsa, SE Wakil Bupati Sleman, Kombes Pol Aris Supriyono S.I.K.,M.Si Kapolresta Sleman, Letkol Arm Danny Arianto Perdamean Girsang.,S.Sos.,M.Han Dandim 0732/Sleman, Bpk.Arif Kurniawan, S.Ag.MH Wakil DPRD Kab.Sleman, Bpk. Widagdo Kejari Kab.Sleman, Drs.H.Kriswanto, M.Sc Ka Bawasnas Kabupaten Sleman, Drs. Arifin, M. Laws Panewu Mlati, Sugengno Lurah Sendangadi, Para Pasi dan Danramil jajaran Kodim 0732/Sleman

Dandim Sleman, Letkol Danny Arianto Pardamean Girsang mengatakan, penyerahan bantuan ini merupakan wujud kerjasama antara TNI/Polri dan Pemkab Sleman sebagai tindaklanjut arahan Presiden RI, yang menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas.

“Dibanding kabupaten/kota lain di DIY, kasus stunting di Sleman terbilang rendah. Tapi hal itu tidak menurunkan upaya kami untuk terus melakukan langkah percepatan,” katanya.

Sementara itu Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sleman menjelaskan, permasalahan kemiskinan dan stunting menjadi prioritas pemerintah saat ini. Di Sleman sendiri, data terakhir tahun 2022 menyebutkan angka stunting mengalami penurunan. Pada tahun 2021, angka stunting berada sekitar 6,9 persen dan turun menjadi 6,8 persen pada tahun berikutnya.

“Penurunan satu persen ini tidak bisa dilihat hanya secara prosentase. Ada perbedaan dari cakupan data pada tahun 2021 dan 2022,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menerangkan, pada tahun 2021 data yang dikumpulkan terkait stunting hanya 63 persen dari balita yang ada di Sleman. Cakupan tersebut dikarenakan adanya kendala pandemi kondisi Covid-19. Sedangkan pada tahun 2022, pendataan mencakup hingga 93 persen balita.

Adapun penyebab stunting, kata Danang, tidak selalu sama antar wilayah. Perbedaan faktor penyebab ini yang menentukan implementasi kebijakan percepatan penurunan stunting.

“Maka itu, saya minta TPPS melakukan monitoring secara langsung untuk melakukan diskusi dan mengumpulkan data, sehingga akan diketahui kondisi riil, khususnya di wilayah dengan angka stunting tergolong tinggi,”katanya.(Pendim 0732/Sleman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *